Search This Blog

Thursday, 21 April 2016

Apa itu Dry Cabinet atau Dry Box

Dry Cabinet


Dry Box


Dry Cabinet atau Dry Box adalah suatu wadah atau tempat dimana dapat dipakai untuk media penyimpanan perangkat fotografi seperti body camera, lens, battery, filter, vertical grip, flash. Perangkat ini atau wadah ini bisa digunakan terus-menerus untuk menjaga kelembaban dalam tempatnya.
Perangkat ini terdiri dari Electronic dry unit, Digital Higrometer, dan box/kabinet itu sendiri.
Electronic Dry Unit, berfungsi untuk mengatur kelembaban ruangan yang dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan pemakaian
Digital Higrometer, berfungsi untuk mengetahui suhu kelembaban ruangan kabinet / Box
Kelembaban adalah presentasi jumlah air dalam udara, kelembaban biasanya terkait dengan suhu, semakin rendah suhu umumnya akan menaikkan nilai kelembaban.
Untuk penyimpanan perangkat kamera biasanya kondisi kabinet / box harus dijaga antara 55%-45%. Mengapa hal ini harus dijaga karena lensa, badan kamera sangat sensitif dengan suhu, semakin lembab suhu udara maka akan mudahnya tumbuh jamur di dalam kamera atau lensa, jika jamur muncul maka kamera dan lensa tidak akan bekerja secara maksimal.
Jika menyimpan kamera dan lensa, jangan disimpan dalam tas kamera, karena biasanya bahan yang dipakai untuk tas terdiri dari kain atau gabus, itu banyak sekali menyimpan air. Air rentan membuat tumbuhnya jamur dalam lensa dan kamera. Jadi tidak ada salahnya jika sobat mulai menganggarkan biaya untuk membeli perangkat ini, untuk mendapat hasil maksimal.

Tuesday, 19 April 2016

Fungsi tripod untuk fotografi

Pasti sobat sudah pernah melihat aksesoris kamera yang satu ini. Ya, ini namanya tripod. Di dalam dunia fotografi tripod itu memiliki banyak fungsi. Jadi bagi sobat yang ingin menggeluti dunia fotografi dengan serius, tripod ini pasti akan sangat diperlukan. Lalu apa saja fungsi-fungsinya di dalam fotografi? Berikut penjelasannya. 



1. Berguna Untuk Pemotretan Long Exposureatau Shutter Speed Rendah

     Aturlah settingan kamera sobat dengan kecepatan rana (shutter speed) yang rendah, contohnya 1/10 detik, 3 detik atau bahkan 25 detik. Setelah itu, potretlah dan lihat hasilnya. Gambar pasti akan tidak fokus, blur dan sangat tidak memuaskan. Hal itu bukan karena kameranya bermasalah, melainkan karena tangan sobat tidak stabil dalam menopang kamera saat digunakan memotret dengan kecepatan rana sangat rendah. Padahal ada banyak sekali variasi foto yang dapat diciptakan dengan kecepatan rana yang rena, seperti efek bulb pada malam hari dan landscape air yang akan terlihat dramatis.

     Salah satu cara untuk mengatasi efek blur dan tidak fokus dalam pemotretan kecepatan rana rendah adalah dengan menggunakan Tripod. Alat ini mampu membantu kamera berdiri dengan stabil tanpa goncangan dan nantinya akan menghasilkan gambar yang bagus. Tidak masalah tanpa menggunakan Tripod jika sobat menggunakan shutter speed tinggi.

2. Membantu Mencapai Angle Sulit Dalam Pemotretan Landscape

     Bagi sobat pecinta fotografi Landscape, Tripod adalah salah satu aksesoris kamera yang terpenting. Tripod sangat diperlukan guna melakukan kompoisisi angel maupun aturan rule of third.

3. Membantu Dalam Menghasilkan Foto HDR

     Fotografi HDR (High Dynamic Range) adalah salah satu teknik fotografi yang cukup merepotkan dalam pembuatannya. Selain dengan memotret, kalian juga harus mengolahnya dengansoftware editing. Biasanya untuk membuat foto HDR, setidaknya kalian harus memotret 3 kali atau lebih pada posisi yang sama namun dengan komposisi pengaturan exposure yang berbeda. Dapatkah kalian melakukan hal ini tanpa Tripod??? Bisa dipastikan kalian tidak akan bisa setepat mungkin memotret pada posisi yang sama persis tanpa penyangga kamera. Jika bergeser sedikit saja, bisa dipastikan pembuatan foto HDR akan tidak memuaskan.

4. Untuk Pemotretan Fotografi Makro

     Untuk menghasilkan foto makro yang bagus, tidak hanya dengan lensa makro saja. untuk menghasilkan foto ini, kalian bisa menggunakan Tripod karena pada pemotretan benda kecil, kamera sanagat sensitif dengan gerakan. Memang saat ini kebanyakan DSLR sudah disertai fitur stabilizer baik jenis VR maupun IS, namun tidak terlalu membantu.

5. Untuk Pemotretan dengan Fitur Timer

     Saat sobat dengan si doi sedang pergi berlibur ke sebuah tempat wisata (yang jomblo jangan tersinggung ya sob), apakah kalian akan terus-menerus meminta orang lain untuk memotret kalian berdua? Setiap kamera pastinya memiliki fitur Timer di mana shutter akan otomatis memotret dalam waktu tertentu. Gunakan fitur tersebut dan pasangkan kamera pada Tripod, alhasil sobat akan menghasilkan foto yang diinginkan tanpa harus merepotkan orang di sekitar untuk memotret.

6. Mempertajam Gambar Saat Melakukan Focal Length Panjang

     Betapa sulitnya menghasilkan foto yang tajam dan fokus jika melakukan zoom yang mencapai angka lebih dari 200mm. Gerakan tangan sobat mengganggu kamera dalam menghasilkan foto yang tajam. Untuk itu lebih baik gunakanlah Tripod.

Baca juga: Tips merawat kamera kesayangan anda

Wednesday, 13 April 2016

Apa itu Diafragma, Shutter Speed, dan ISO

Kamera refleks lensa tunggal‎ (bahasa Inggris: Single-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.


Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.
Nah, bagi para pemula ada tiga hal dasar dalam settingan kamera yang harus dipahami untuk dapat menghasilkan foto yang sesuai keingginan. Tiga settingan tersebut yang saya maksud adalah Diafragma, Shutter Speed, dan ISO. Hal ini terutama apabila kita menggunakan mode Manual, maka seluruh settingan kamera berada dalam kendali juru foto. Dengan memahami tiga hal tersebut maka diharapkan kita bisa menghasilkan foto yang pas, maksudnya tidak over exposure(gambar yang terlalu terang, sehingga warna detail obyek menjadi hilang) atau under exposure (gambar yang terlalu gelap).


1. Diagfragma

Diafragma merupakan salah satu komponen dalam kamera manual yang fungsinya sebagai pengatur besar kecilnya bukaan lensa.Dalam kamera manual fungsi diafragma terletak pada gelang pengatur yang melingkar pada lensa. Simbol yang dipakai adalah huruf f. Kalau kita perhatikaan di seputar gelang tersebut tertera angka dari 1,4 2 2,8 4 5,6 8 11 16 22 angka tersebut sebenarnya merupakan angka pecahan yang menggambarkan perbandingan antara besar kecilnya intensitas cahaya di luar kamera dengan intensitas cahaya yang ada di dalam lensa.Dengan demikian, misalnya f/1 sebagai bukaan yang paling besar dari sebuah lensa , itu artinya intensitas cahaya di luar dan di dalam lensa adalah sama. Kita ambil f/1 tadi sebagai bukaan yang paling besar dari sebuah lensa maka bukaan-bukaan selanjutnya merupakan separuh dari kekuatan sebelumnya. Diperoleh 1/1,4=1,4 lalu 1,4x1,4=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi f/2 dan selanjutnya secara berturut-turut diperoleh f/2,8 –4-5,6 –8 –11 dst. Karena setiap stop selisihnya separuh atau setengahnya dari angka kiri kanannya, maka dengan mudah dapat kita temukan bahwa pada f/4 cahaya yang masuk adaalah 1/2x1/2x1/2x1/2=1/16 dan pada f/8 adalah 1/2x1/2x1/2x1/2x1/2x1/2=1/64 karena angka-angka yang tertera dalam gelang diafragma tersebut sebenarnya adalah angka pecahaan maka, Angka yang kecil menunjukkan bukaan diaafragma terbesar, sedang angka yang besar menunjukkan bukaan diafragma yang kecil.


2. Kecepatan Rana(Shutter Speed)

Di samping engkol pengokang film kamera kita terdapat komponen yang disebut Selektor Kecepatan. Fungsinya mengatur cepat lambatnya rana terbuka sehingga dapat meloloskan seberkas cahaya yang pas dengan kebutuhan kondisi pada waktu itu. Kalau kita lihat selektor tersebut tertera angka B 1 2 4 8 15 30 60 125 500 1000 2000 Angka tersebut juga menggambarkan pecahan dalam skala detik, demikian misalkan, speed dipilih angka 1/60 maka kecepatan membuka rana adalah 1/60 detik. Sedangkan huruf B di depan angka 1 itu adalah tanda bahwa rana akan terbuka terus selama tombol pelepas rana masih kita tekan, atau fungsi membuka rana sesuai dengan waktu yang kita butuhkan. Fungsi selektor kecepatan B ini dipakai misalnya kita hendak memotret obyek berupa lampu reklame di malam hari atau suasana malam. Pemilihan angka kecapatan membuka rana ini bergantung pada situasi/kondisi obyek yang hendak kita foto. Untuk menangkap/membekukan obyek yang bergerak semisal mobil atau motor yang sedang melaju maka kita memilih kecepatan tinggi katakankah 500 ke atas. Sebaliknya , bila hendak menghasilkan efek benda bergerak, maka kita pilih speed lambat pada waktu kita membidik obyek yang sedang melaju tersebut. Kecepatan bisa dipilih mulai 30 ke bawah.Dengan pemilihan speed lambat maka ketika fokus kita arahkan pada obyek yang bergerak maka background yang tampak pada foto akan terlihat jelas sementara obyeknya tampak blur/gerak.Tentu saja pemilihan kecepatan ini disesuaikan dengan besar kecilnya diafragma yang kita pilih juga, agar pembakaran film pada pemotretan tepat.


3. ISO

ISO adalah satuan tingkat sensitifitas pada sensor kamera terhadap cahaya, apabila di kamera analog sama dengan nilai ASA film. Semakin besar nilai ISO maka semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya, sehingga semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya itu artinya semakin cepat sensor kamera merekam obyek. Untuk menghasilkan foto yang baik, tidak over maupun under exposure maka kita harus menguasai tiga settingan dasar tersebut. Untuk menguasai ketiga hal tersebut maka perlu banyak latihan sehingga dengan sendirinya feeling kita akan terasah untuk dapat mensetting kamera dengan tepat sesuai dengan kondisi obyek yang kita hadapi dan gambar yang kita harapkan.

Itu dia sedikit penjelasan tentang diafragma, shutter speed, dan iso. Jika sobat suka dengan artikel ini, jangan lupa share ya.

Monday, 11 April 2016

TIPS MERAWAT KAMERA KESAYANGAN ANDA
Bagi anda yang memiliki hobi fotografi kamera pastinya sudah menjadi salah satu teman terbaik anda. Untuk merawat sekaligus menjaganya tetap dalam kondisi prima dan menghasilkan foto-foto terbaik, diperlukan cara-cara khusus untuk merawat kamera anda.  Apa sajakah yang harus anda lakukan? 



1.  Selalu bawa tas khusus untuk kamera DSLR.



Biasakan untuk selalu membawa kamera di dalam tas atau dompet khusus kamera.  Selain lebih aman, metode ini juga lebih efisien karena tas atau dompet khusus kamera memang memiliki desain yang diperuntukkan khusus untuk fotografer.  Biasanya, di dalam tas juga disediakan ruang khusus untuk menyimpan lensa cadangan, filter, charger, dan berbagai peralatan fotografi lainnya.



2.  Pasang screen protector untuk LCD kamera anda.



Screen protector sebenarnya cukup murah, namun sering dilupakan oleh para fotografer.  Melindungi LCD kamera dengan screen protector bisa mencegah goresan permanen yang biasanya muncul di layar LCD. Screen protector juga meminimalisir resiko LCD terkena cipratan noda seperti cat atau tumpahan kopi. Pastikan juga untuk mengganti screen protector apabila terlihat sudah terlalu kotor.  Preview yang jelas di LCD kamera memegang peranan penting untuk menghasilkan foto yang baik dan berkualitas.



3.  Pastikan untuk memasang lens cap  saat kamera sedang tidak digunakan.



Ketika kamera tidak digunakan untuk mengambil gambar, pastikan lens cap selalu terpasang.  Hal ini berfungsi untuk melindungi lensa anda dari kotoran dan debu, atau cairan yang bisa menodai lensa secara permanen.  Lebih penting lagi, lens cap bisa melindungi lensa dari benturan yang bisa menyebabkan lensa pecah dan rusak.

Pastikan untuk memiliki setidaknya satu cadangan lens cap apabila anda membawa kamera dalam sebuah perjalanan.  Lens cap adalah salah satu aksesoris kamera yang mudah hilang, oleh karena itu, alangkah baiknya apabila anda menyiapkan cadangannya.



4.  Gunakan filter untuk melindungi lensa anda (untuk kamera DSLR dan mirrorless).



UV filter adalah pilihan tepat untuk melindungi lensa anda tanpa mempengaruhi hasil jepretan kamera. Dengan memasang filter pada lensa, proses untuk membersihkan debu akan jauh lebih mudah.  Berbeda dengan membersihkan lensa yang perlu ketelitian dan perlakuan ekstra hati-hati, membersihkan filter cukup simpel.  Anda bisa mengusapnya dengan kain bersih untuk menghilangkan debu.

Dengan memasang filter di lensa kamera anda, anda tidak perlu bolak-balik membuka tutup lens cap begitu selesai mengambil satu jepretan.  Jika filter terpasang, anda tidak perlu khawatir membiarkan kamera tanpa lens cap, sepanjang durasinya tidak terlalu lama.



5.  Gunakan strap kamera saat mengambil gambar.
  


Strap kamera mencegah kamera anda jatuh dan rusak permanen.  Saat mengambil foto suatu objek atau membawa kamera berjalan, tentenglah kamera pada bahu anda.  Jika tiba-tiba ada suatu hal yang membuat kamera terlepas dari genggaman tangan anda, strap kamera itu bisa mencegah anda dari keharusan untuk membeli kamera baru.




6.  Perhatikan beberapa tips perawatan baterai.


Baterai kamera sebagian besar berjenis Li-Ion, di mana anda perlu memperhatikan hal-hal berikut dalam perawatannya  :

-  Jangan biasakan untuk mengosongkan baterai dan baru men-chargenya ketika baterai benar-benar habis.  Saran yang paling tepat adalah men-charge baterai dalam kondisi daya 5-10%.

-  Baterai Li-Ion memiliki jangka hidup, artinya, semakin banyak baterai di charge, semakin berkurang pula kapasitas total baterai tersebut.  Biasanya jangka hidup normal baterai Li-Ion adalah antara 300 sampai 500 kali charge.



7.  Berhati-hatilah saat mengganti lensa (untuk kamera DSLR dan mirrorless).

Saat mengganti lensa adalah saat-saat paling rawan debu masuk ke dalam sensor kamera.  Oleh karena itu, biasakanlah untuk mengganti lensa di tempat yang bersih dan tidak berdebu.  Saat mengganti, jangan sampai anda secara tidak sengaja memegan bagian kaca lensa (terutama bagian belakang) atau bagian dalam kamera DSLR atau mirrorless anda. 



8.  Perhatikan suhu dan kelembaban tempat penyimpanan kamera.

Kondisi yang terlalu lembab serta perubahan suhu yang terlalu ekstrim, dari dingin ke hangat bisa membuat kamera anda berjamur.  Untuk mencegah hal itu, pastikan untuk memasukkan kamera ke dalam plastik yang tertutup rapat, atau plastik kedap udara (ziplock bag).  Dalam penyimpanan, selalu jaga kelembaban kamera di level 40-45%, dan jika memungkinkan masukkanlah kamera ke dalam dry box.



9.  Bersihkan sensor kamera dan lensa anda secara rutin.



Sangat disarankan untuk membersihkan sensor dan lensa kamera anda di toko-toko profesional.  Saat ini, sudah banyak servis yang menyediakan jasa membersihkan sensor dan lensa dengan harga terjangkau. Jika memungkinkan, lakukan hal ini di servis center kamera anda.

Itu beberapa tips-tips merawat kamera kesayangan anda, semoga berguna. Salam Fotografi.


Sunday, 10 April 2016

Fotografi


Apa sih fotografi itu? 
Fotografi (dari bahasa inggris:photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO speed), diafrrana (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital di mana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
Fotografi saat ini telah berkembang menjadi sebuah gaya hidup, hal ini dimulai semenjak munculnya era digital dan berkembangnya sosial media.